Senin, 16 Juli 2012

Teknik Wawancara

- Wawancara adalah proses komunikasi komunikator dan komunikan yang hasilnya ditulis/ ditayangkan di media massa.

Mengapa di anggap perlu dilakukan wawancara
a.         Ada sesuatu yang menarik
b.         Melibatkan kepentingan umum
c.          Melibatkan nara sumber
d.         Dilakukan oleh pewawancara.

Syarat Wawancara yang bagus:
a.         Memiliki sasaran yang jelas.
b.         Meliputi informasi apa yang diinginkan.
c.          Lebih banyak nara sumber.
d.         Wawancara materi satu topik.

- Melakukan research dan Persiapan  yaitu dengan membaca buku, mencari ahli, surat kabar, atau literature yang lain.

-  Mengenali nara sumber (kepribadiannya, backgroundnya, dan lingkungannya).

-           Persiapan :
            a.         Pertanyaan langsung ke sasaran (5W+1H)
            b.         Pertanyaan harus :
                        1)        Pendek & Langsung.
                        2)        Mudah & Jelas terdengar.
                        3)        Satu pertanyaan satu ucapan.
                        4)        Kendalikan jawaban nara sumber jangan sampai mengembang jauh.
                        5)        Pikirkan alternative jawaban.
            c.          Pengembangan Logis, susunan pertanyaan dalam urutan logis agar    beritanya mengalir.
            -           Rencanakan pertanyaan pembuka yang kuat, serta pertanyaan akhir yang menantang.
            -           Logis tidak berarti kaku.
            d.         Bersikap tidak memihak :
                        1)        Pewawancara tidak mengungkap pendapat pribadi dalam wawancara.
                        2)        Hindari membuat penilaian.
            e.         Kontrol atau pengawasan
                        1)        Jangan larut dalam irama penyampaian nara sumber, yaitu jika nara sumber bicara cepat              perlambat reaksi anda.
                        2)        Ubah panjang pertanyaan variasikan pertanyaan panjang  pendek.
                        3)        Jangan terpengaruh nara sumber.
                        4)        Jangan merasa dibawah bayang2nya atau merasa lebih tinggi dari narasumber.
                        5)        Pastikan pertanyaan dijawab, kalau tidak diulangi.
             6)    Potong kalau perlu, bila menjenuh kan atau berbelit2 keluar jalur pembicaraan atau memerlukan informasi lebih lanjut. (teknik memotong bisa dengan membuka pertanyaan baru atau dengan cara  lain yang santun)
                       
            f.          Spontanitas
                        1)        Buat wawancara seolah terjadi secara spontan.
                        2)        Tidak membaca pertanyaan
                        3)        Usahakan nara sumber tidak membuat jawaban tertulis.

            g.         Daya tarik
                        1)        Buat wawancara menarik dengan cara tunjukkan rasa antusias.
                        2)        Bersikap simpatik.
                        3)        Buat narasumber merasa rileks sehingga akan merasa bebas  untuk bicara.
                       4)        Variasikan kecepatan, pertanyaan dan kemasan pertanyaan dari yang serius hingga yang ringan, dari yang resmi maupun pribadi.
                     5)        Dengarkan setiap jawaban dengan serius, artinya sebagai pewawancara harus bisa menjadi pendengar yang baik.                  



Jumat, 06 Juli 2012

Humas Bagi Skadron Udara

Humas atau yang lebih dikenal dengan Hubungan Masyarakat merupakan hal yang sering kita dengar didalam kehidupan sehari-hari kita.   Hubungan Masyarakat sendiri sebenarnya merupakan suatu bagian dari sebuah organisasi yang memiliki fungsi sebagai penghubung antara organisasi tersebut dengan masyarakat, dimana tugas dari Humas sangatlah penting dan tidak ringan, karena seorang Humas memiliki tugas untuk membangun citra sebuah organisasi, kemudian menjaga citra yang sudah terbangun, meningkatkan citra yang sudah terjaga, dan yang paling sulit adalah memperbaiki citra apabila citra dari organisasi tersebut telah turun ataupun rusak.

Di organisasi TNI-AU kita ketahui tugas Humas dipegang secara formal oleh Dinas Penerangan TNI-AU, namun secara non-formal seluruh komponen TNI-AU dimulai dari seorang honorer, sampai kepada Perwira Tinggi pada dasarnya adalah bagian dari Humas TNI-AU, mengapa demikian?.  Karena tugas untuk membangun citra, menjaganya, meningkatkan serta memperbaikinya merupakan tanggung jawab seluruh anggota TNI-AU, bahkan keluarga dari seorang anggota TNI-AU pun bisa juga menjadi seorang Humas meskipun tidak secara langsung bagi TNI-AU.

http://www.mytrans.com/live/trans7

Rabu, 04 Juli 2012

Sejarah Skadron Udara 17



Pada awalnya, sebelum dibentuk Skadron Udara 17/VIP, tugas-tugas untuk menerbangkan para pejabat VIP/VVIP telah dirintis oleh Skadron IV. Kemudian dalam perjalanannya, pada tahun 1963, berdasarkan Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara No. 31, Skadon IV diubah menjadi Skadron 17. 

Pemilihan angka 17 merupakan pencerminan sejarah yang mewarnai motivasi kesatuan dalam mengemban tugas-tugas negara. Bahwa antara badge bernomor 17 dengan tugas pokok serta fungsi skadron mempunyai suatu korelasi yang sangat utuh. Eksistensi Skadron 17 ini ditunjang pula oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berpijak pada “Air Force Pride” saat itu. 

Awal Berdirinya Skadron Udara VIP/VVIP pada masa perkembangan pemerintahan Republik Indonesia, menuntut tersedianya sarana pengangkutan udara bagi para pejabat VIP/VVIP. Mengingat sifat maupun keharusan-keharusan khusus yang dituntut dalam penyelesaian penerbangan tersebut serta disesuaikan dengan perkembangan AURI, maka dipandang perlu untuk membentuk suatu Skadron Udara khusus yang bertugas untuk melaksanakan penerbangan khusus tersebut. 

Atas pertimbangan tersebut di atas dan berdasarkan beberapa keputusan di bawah ini, yaitu:
1. Keputusan Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia No. 37/M tahun 1962
2. Keputusan Presiden RI No. 94 tahun 1962
3. Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara No. 401 tahun 1960
4. Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara No. 131 tahun 1962
5. Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara No. 3 tahun 1963
Maka pada tanggal 11 April 1963 Menteri/Panglima Angkatan Udara memutuskan bahwa Skadron 4 ditunjuk untuk melaksanakan tugas Penerbangan VIP/VVIP. 

Kedudukan Skadron 4 saat itu berada di Hanggar III dalam wilayah Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dan secara taktis/operasional serta administratif berdiri di bawah Wing Operasi 001 Lanud. Beberapa jenis pesawat yang menjadi sarana utama Skadron 4 ini terdiri dari : 
1. C-140 Jet Star 
2. C-47 Dakota 
3. IL-14 Avia 
4. DHC-3 Otter 
5. C-180 Cessna 

Kemudian dengan beberapa pertimbangan tertentu , mengingat bahwa sifat penerbangan yang dilaksanakan mengemban tugas khusus yang menyangkut kenegaraan dan praktis mempunyai ruang lingkup luas meliputi penerbangan nasional dan internasional, maka dianggap perlu untuk memberi/mengganti nama Skadron VIP/VVIP tersebut agar memiliki makna dan arti yang berkepribadian maupun bersifat nasional yang dapat dibanggakan. Dengan Surat Keputusan No. 34 tahun 1963 maka Menteri/Panglima Angkatan Udara menetapkan bahwa kesatuan udara yang bertugas menyelenggarakan pengangkutan udara untuk para pejabat VIP/VVIP yang semula disebut Skadron 4 diubah menjadi Skadron No. 17 (Kesatuan VIP), dengan mencabut Skep Menteri/Panglima Angkatan Udara No. 11 tahun 1963. Angka 17 ini diambil dari tanggal diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. 

Semenjak berubah dari Skadron 4 menjadi Skadron Udara 17, maka Skadron ini bertambah kemampuannya dengan beberapa jenis pesawat yang dimilikinya, yaitu: 
C-140 Jet Star C-47 dan IL-14 (Avia 14) yang diklasifikasikan sebagai pesawat VIP DHC-3 Otter C-180 Cessna Grumman Goose Dan jenis lain yang ditentukan tersendiri (antara lain Helikopter Sikorsky) 

Dalam perkembangannya, Skadron Udara 17 mendapat tambahan pesawat yaitu sebagai berikut : Cassa 212 Cessna 401/402 Sky Van Kemudian pesawat Cessna digunakan sebagai pesawat latih penerbang transport, sehingga Skadron Udara 17 menjadi Skadron Latih Lanjut penerbang transport. 

Dalam rangka pelaksanaan revitalisasi dan refungsionalisasi Skadron Udara 17 yang dimulai dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara No. Skep/22/XI/83 tanggal 29 November 1983, untuk meningkatkan profesionalisme personil, organisasi, dan alutsista yang dimiliki, Skadron ini memiliki komposisi pesawat baru. Komposisi baru ini didukung 9 buah pesawat dari 6 jenis sebagai berikut : 
- 2 buah C-140 Jet Star (tidak diterbangkan lagi) 
- 1 buah Boeing 707 dari PT. PAS 
- 1 buah Fokker 28 dari PT. PAS 
- 1 buah Fokker 27 dari Skadron Udara 2 
- 2 buah Hercules C-130 HS/L-100-30 dari Skadron Udara 31 
- 2 buah Helikopter Puma SA-330J dari Skadron Udara 8 

Sedangkan pesawat lama seperti : 
- Jet Star diserahkan ke Museum di Jogyakarta dan Garuda
- Cassa 212, Cessna 401/402, Sky Van diserahkan ke Skadron Udara 4 Malang. 

Sejalan dengan perkembangan jaman, maka kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh Skadron Udara 17 pun mengalami beberapa perubahan. Dan saat ini kesiapan pesawat yang dimiliki adalah : 
-1 buah pesawat Boeing 737-200 
-2 buah pesawat Boeing 737-400 
-3 buah pesawat Fokker 28 
-2 buah pesawat Hercules C-130 HS/L-100-30 

Daftar pejabat Komandan Skadron Udara 17 dari awal berdiri sampai sekarang ini adalah sebagai berikut : 
1. Mayor Pnb. Soepadio(1963) 
2. Mayor Pnb. Subarjono(1963-1966)
3. Mayor Pnb. W. Mulyono (1966-1969) 
4. Letkol Pnb. Mudjono(1969-1971) 
5. Letkol Pnb. Gendrojono(1971-1976) 
6. Letkol Pnb. Garjito Bismo(1976-1978) 
7. Letkol Pnb. M. Susilo(1978-1981) 
8. Letkol Pnb. Eko Budiono(1981-1983) 
9. Letkol Pnb. Indra Purwoko (1983-1984) 
10. Letkol Pnb. Sutria Tubagus(1984-1987) 
11. Letkol Pnb. Ian Santoso P.(1987-1989) 
12. Letkol Pnb. Irwan Amir(1989-1992) 
13. Letkol Pnb. Arief Mulyadi(1992-1993) 
14. Letkol Pnb. Slamet Prihatino S(1993-1995) 
15. Letkol Pnb. Sukirno KS(1995-1997) 
16. Letkol Pnb. Boy Syahril Qamar(1997-1998) 
17. Letkol Pnb. Yadi Husyadi(1998-2000) 
18. Letkol Pnb. Dedy Nita Komara(2000-2001) 
19. Letkol Pnb. Rus Nurhadi Sutedjo (2001-2003) 
20. Letkol Pnb. Sri Pulung D.(2003-2005) 
21. Letkol Pnb Fadjar Prasetyo(2005-2006) 
22. Letkol Pnb Ardhi Tjahjoko(2006-2008) 
23. Letkol Pnb Y. Aditya P(2008-2010) 
24. Letkol Pnb Ronald Siregar(2010-2011) 
25. Letkol Pnb Bambang Gunarto(2011-2012) 
26. Letkol Pnb Firman Wirayuda(2012- sekarang) 

Demikian sejarah singkat Skadron Udara 17 yang memiliki tugas dan tanggung jawab semakin berat, diantaranya adalah mendukung angkutan udara atau penerbangan VVIP RI I dan RI II.

Selasa, 03 Juli 2012

Penerbang VIP TNI-AU


Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara merupakan sayap tanah air Indonesia yang perkasa, sesuai dengan semboyannya "Swa Bhuana Paksa".   Sebagai salah satu unsur kekuatan TNI-AU Skadron Udara 17 dalam hal ini memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan misi penerbangan VIP/VVIP di Negara Kesatuan Republik Indonesia.   Saat ini saya sudah menjadi bagian dari "Kencana Family", itulah call sign bagi skadron udara 17 VIP/VVIP.

Para penerbang yang tergabung di Skadron Udara 17 merupakan penerbang-penerbang TNI-AU yang telah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu untuk menjadi penerbang pesawat VIP/VVIP. Hal ini dirasa perlu karena penumpang yang dibawa oleh Skadron Udara 17 adalah para pejabat negara baik dari dalam maupun luar negeri.